POSISI ERGONOMIS dalam Aktivitas Sehari-hari

POSISI ERGONOMIS dalam Aktivitas Sehari-hari

POSISI ERGONOMIS dalam Aktivitas Sehari-hari

     A.   Pengertian

        Ergonomi merupakan salah satu wahana dalam meningkatkan produktifitas berupa aturan dalam bekerja yang bermaksud membuat sistem kerja selamat, sehat, aman dan nyaman. Ergonomi menjamin manusia bekerja sesuai dengan kemampuan, kebolehan dan keterbatasan yang hasil akhirnya manusia mampu berproduksi lebih optimal selama umur produktifnya tanpa harus mengorbankan keselamatan dan kesehatannya.

            Dengan semakin berkembangnya industri saat ini dimana sebagian besar dari aktivitas fisik manusia dalam industri terjadi dalam kegiatan manual material handling, dengan kata lain manusia lebih banyak melakukan pekerjaan secara manual dalam melakukan pemindahan barang atau objek ditunjang lagi dengan posis kerja yang tidak sesuai dengan aspek ergonomis maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya cidera tubuh, sakit, dan cacat. Masalah dari kegiatan manual material handling dikarenakan postur tubuh yang salah, repetitif (berulang-ulang), berat, dan durasi yang terkait dengan pemindahan beban. Salah satu penyebab cedera atau keluhan muskuloskeletal tersebut jika terdapat ketidakesuaian antara tuntutan tugas (task demand) dan kemampuan pekerja (worker capability), sehingga sistem muskuloskeletal secara fisik overexerted.

     B.  Tujuan

         Untuk meningkatkan keselamatan dan hygiene kerja, meningkatkan produktivitas kerja sasaran dari ergonomic yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi nyaman, aman dan tentram serta mengurangi kecelakaan kerja.

    C. Posisi Ergonomis Saat Bekerja.  

         1..Kerja dengan Posisi Duduk Didepan Komputer

       Pada posisi duduk, tekanan tulang belakang akan meningkat dibanding berdiri atau berbaring, jika posisi duduk tidak benar. Tekanan posisi tidak duduk 100%, maka tekanan akan meningkat menjadi 140% bila sikap duduk tegang dan kaku, dan tekanan akan meningkat menjadi 190% apabila saat duduk dilakukan membungkuk kedepan. Oleh karena itu perlu sikap duduk yang benar dapat relaksasi (tidak statis) (Nurmianto dalam Santoso, 2004).

           Sikap duduk yang benar yaitu sebaiknya duduk dengan punggung lurus dan bahu berada dibelakang serta bokong menyentuh belakang kursi. Selain itu, duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan penyangga kaki) dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung dan hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit. Selama duduk, istirahatkan siku dan lengan pada kursi, jaga bahu tetap rileks (Wasisto, 2005)

       Cara duduk di kendaraan dimana ada getaran dan dimana seseorang tidak siap untuk mengubah sikap duduknya. Bangkit dan bergerak-gerak adalah sangat berpengaruh pada tulang-tulang belakang. Oleh karena itu sikap duduk yang benar sangat diharapkan. Hal ini dapat dicapai dalam situasi kantor jika kursi-kursinya disandari oleh seseorang, dan selanjutnya terjadi perubahan dari lekukan ruas tulang belakang ke arah belakang. Dan yang pasti seseorang tidak dapat melakukan hal ini pada saat mengendarai kendaraan.

          2. Kerja dengan posisi berdiri

       Ukuran tubuh yang penting dalam bekerja dengan posisi berdiri adalah tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul, panjang lengan. Bekerja dengan posisi berdiri terus menerus sangat mungkin akan mengakibatkan penumpukan darah dan beragai cairan tubuh pada kaki dan ini akan membuat bertambahnya biola berbagai bentuk dan ukuran sepatu yang tidak sesuai, seperti pembersih (clerks), dokter gigi, penjaga tiket, tukang cukur pasti memerlukan sepatu ketika bekerja (Santoso, 2004).

            Apabila sepatu tidak pas maka sangat mungkin akan sobek dan terjadi bengkak pada jari kaki, mata kaki, dan bagian sekitar telapak kaki. Sepatu yang baik adalah yang dapat manahan kaki (tubuh) dan kaki tidak direpotkan untuk menahan sepatu, desain sepatu harus lebih longgar dari ukuran telapak kaki dan apabila bagian sepatu dikaki terjadi penahanan yang kuat pada tali sendi (ligaments) pergelangan kaki, dan itu terjadi dalam waktu yang lama, maka otot rangka akan mudah mengalami kelelahan (Santoso, 2004). Untuk jenis pekerjaan ringan, letak tinggi meja diatur sejajar dengan tinggi siku, dan untuk pekerjaan berat, letak tinggi meja diatur 10 cm di bawah tinggi siku (Santoso, 2004).

          3. Posisi Ergonomis Mengangkat Beban

        Kegiatan mengangkat merupakan kegiatan yang sangat banyak ditemui baik di rumah tangga, tempat kerja apalagi di pabrik atau tempat-tempat bongkar muat barang. Kegiatan mengangkat merupakan kegiatan yang sering dilakukan, baik di lingkungan rumah tangga maupun perkantoran. Untuk rumah tangga tentu frekuensi penggantian agak lama misalnya 2-3 hari sekali, sedangkan lingkungan kantor dengan karyawan yang cukup banyak frekuensi berkisar 1-2 kali per hari.

          4. Posisi Ergonomis Saat menggunakan Ponsel

     Sebagian besar masyarakat sekarang telah menggantungkan hidupnya dengan smartphone, tablet, ipad, laptop atau lebih biasa disebut dengan gadget. Keasyikan bermain gadjet ternyata dapat menimbulkan efek negatif pada postur tulang belakang seseorang. Ahli bedah tulang di Amerika Serika kini mulai memperhatikan kenaikan jumlah pasien yang mengalami sakit di bagian leher dan punggung. Pengguna gadget biasanya menundukkan kepala mereka untuk menatap layar, posisi gadget yang terlalu rendah menyebabkan posisi leher cenderung menunduk dalam waktu yang lama dapat menyebabkan spasme pada otot leher (Park et al., 2015). Keluhan pada bagian otot-otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai berat. Jika otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama maka dapat menyebabkan kerusakan pada otot, saraf, tendon, persendian, kartilago dan discus intervetebra (Devi et al., 2017).

        Posisi tubuh saat menggunakan gadget juga mempengaruhi dalam kasus nyeri leher. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Park et al (2015), pengguna gadget biasanya menundukkan kepala mereka untuk menatap layar, posisi gadget yang terlalu rendah menyebabkan posisi leher cenderung menunduk dalam waktu yang lama dapat menyebabkan nyeri dan tegang pada otot leher.

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh Septiansyah (2014), penggunaan layar komputer/laptop, menonton televisi atau bahkan gadget sebaiknya dibatasi maksimal 2 jam sehari. Jarak pandang mata ke gadget juga harus diperhatikan. Jarak yang baik antara mata dengan gadget adalah sekitar 30-40 cm.  Maka dari itu cara penggunakan Ponsel secara benar yaitu :

      1)  Jaga perangkat sejajar dengan mata , saat menggunkan telepon, alih-alih mendundukan            kepala ke depan, cobalah untuk menjaga tulang belakang netral agar telinga tetap                           sejajar    dengan bahu.

     2) Beristirahat setiap 20-30 menit, jika menghabiskan waktu yang lama bekerja dengan                     perangkatmu, jangan lupa untuk sering istirahat. Bangun dan berjalan lalu lakukan                          peregangan leher.

      3)  Selalu memperhatikan postur tubuh

            Posisi Ergonomis Yang Tidak Benar Dan Benar

         5.  Posisi Ergonomis Saat Menyapu dan Mengepel

        Kegiatan membersihkan rumah:(a) menyapu. menyapu rumah dan halaman umunya dilakukan 2x sehari. waktu menyapu rumah dan halaman dipakai sapu yang tidak ergonomis sering dirasakan pegal pada otot punggung, persendian tulang saraf dll. (b)mengepel lantai. Kegiatan ini dilakukan dengan posisi jongkok atau berlutut dengan memakai kain lap atau alat pengepel dengan memakai tangkai  Posisi ini td baik karena akan menimbulkankeluhan-keluhan berupa nyeri, pegal pegal pada betis, dan punggung.. (c). Membersihkan dinding, jendela dan langit-langit rumah. Kegiatan ini dilakukan dg posisi berdiri/berjinjit dan berpegangan pd  dinding atau dengan memakai tangga hal ini dapat menimbulkan keluhan pada otot bagian leher dan kaki. Posisi ergonomic saat menyapu adalah jangan bungkuk tetapi posisi berdiri sehingga car sapu yang memiliki pegangan kayu yang sejajar dengan badan , tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi disesuaikan. Agar tubuh tidak mudah lelah.

Posisi Ergonomis Saat Mengganti Sprei Tempat Tidur

 Dampak Buruk Posisi Non Ergonomis

  1. Saraf Terjepit
  2. Kejang Otot
  3. Nyeri Otot Dan Sendi
  4. Kelelahan
  5. Otot Mengecil

 

 By. Cypriani  Muda, A.Md.,Fis

                                                                         Daftar Pustaka

I Wayan Sukania. 2007, Analisa Ergonomi Kegiatan Mengangkat Beban Studi Kasus Mengangkat Galon Air Ke Atas Dispenser. llmiah Dosen Teknik , Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara.

Ahmad, A. dan Budiman, F. 2014. Hubungan Posisi Duduk Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada Penjahit Vermak Levis di Pasar T Tanah Pasir Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara Tahun 2014. Forum Ilmiah. 11(3): 412- 420.

Furman. (2009). dalam Trisnowiyanto, B. (2017). Teknik Penguluran Otot–Otot Leher Untuk Meningkatkan Fungsional Leher Pada Penderita Nyeri Tengkuk Non-Spesifik, Jurnal Kesehatan Terpadu. 1 (1) : 6-11.

Newzoo. (2018). Top 50 Countries/Markets by Smartphone Users and Penetration dalam https://newzoo.com. Diakses 06 April 2019

Rohmah, C, O., dan Mardiyah, K. (2017). Pengaruh Penggunaan Gadgetdan Lingkungan Belajar Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas Xi Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoransmk Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Journal student UNY. 16(1): 109- 119.

Septiansyah, R. (2014). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Mata Pada Pekerja Pengguna Komputer Di Pt. Duta Astakona Girinda Tahun 2014. Skripsi. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Tarwaka. (2015). Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi Di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Depkes RI. (2009). Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS). Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Aditama, T. Y. (2010). Kesehatan dan keselamatan kerja. Jakarta: UI-Press.

 

 

 

 

Share this Post:
Bagian Pengembangan
Bagian Pengembangan dan Kemitraan RSUD Kabupaten Nunukan

Post Terkait:

Tinggalkan Komentar